Monday 30 September 2013

HAKIKAT PERNIKAHAN


Jika hakikat pernikahan adalah karena SEX,
maka pasangan rajin bertengkar jika servis di kamar tidur tidak memuaskan.

Jika hakikat pernikahan adalah karena HARTA,
maka pasangan bakal bubar jika bangkrut.

Jika hakikat pernikahan adalah karena BEAUTY/BODY,
pasangan bakal lari jika rambut beruban dan muka keriput atau badan jadi gendut.

Jika hakikat pernikahan adalah karena ANAK,
maka pasangan akan cari alasan utk pergi jika buah hati (anak) tidak hadir.

Jika hakikat pernikahan adalah karena KEPRIBADIAN,
pasangan akan lari jika orang berubah tingkah lakunya.

Jika hakikat pernikahan adalah karena CINTA,
hati manusia itu tidak tetap dan mudah terpikat pada hal-hal yang lebih baik, lagipula manusia yang dicintai pasti MATI / PERGI.

Jika hakikat pernikahan adalah karena IBADAH kepada Allah,
sesungguhnya Allah itu KEKAL dan MAHA PEMBERI HIDUP kpd makhluknya.

Dan Allah mencintai hambanya melebihi seorang ibu mencintai bayinya.

Maka tak ada alasan apapun didunia yang dapat meretakkan rumah tangga kecuali jika pasangan mendurhakai Allah.

Sumber : http://www.ayonikah.com/blogs/blog_post_view.php?postId=14067

KELEBIHAN SEORANG WANITA

KELEBIHAN SEORANG WANITA

Seorang wanita memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Wanita dalam Islam berada di posisi terbaik, dihargai dan dilindungi dengan cara yang mahadhasyat.. Jadilah wanita yang memang sesuai dengan Islam, sehingga patut dihargai, simaklah kelebihan berikut :
 

1. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali,

2.Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki shaleh,

3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1000 lelaki yang jahat,

4. Dua rakaat sholat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80... rakaat sholat wanita yang tidak hamil,

5. Wanita yang memberi minum susu ibu kepada anaknya akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

6. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah didalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

7.Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak nyenyak kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba sahaya.

8.Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

9.Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.

10.Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

11.Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkahan.

12.Wanita yang menguli tepung gandum dengan "bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya.

13.Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti menyapu lantai di baitullah.

14.Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana saja pintu yang dia suka.

15.Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

16.Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

17.Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun shalat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
18.Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin,dia mendapat ganjaran mati syahid.

19.Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun shalat.

20.Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo (2 tahun), maka malaikat-malaik at di langit akan kabarkan berita bahwa syurga wajib baginya.

21.Jika wanita memberi susu dadanya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun shalat dan puasa.

22.Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang menutup auratnya yaitu memakai jilbab/ kerudung di dunia ini dengan istiqamah. 


Info terakhir : kalimat-kalimat di atas mayoritas terdapat dlm : "shahih bukhari-muslim"
maka berbahagialah wahai engkau wanita yg tlh tercipta dg sgala kelebihannya..y g tak dimiliki oleh kaum adam... semoga bermanfaat 


Sumber : http://daniasunshine.blogspot.com/2013/01/islamic-motivation-2.html  

Saturday 28 September 2013

ISLAM SEBAGAI AGAMA



ISLAM  SEBAGAI  AGAMA
Oleh : Eddy Khairani Z, S.Ag, M.Pd.I

A.    Pendahuluan
Islam (Arab: al-islām,  "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. Pada makalah ini penulis akan dibahas lebih jauh bagaimana Islam sebenarnya, semoga dapat memberikan pencerahan kepada kita tentang Agama Islam.

B.     Islam dan Pengertiannya
Tiap-tiap agama pada lazimnya diberi nama sesudah berlalu masa orang yang mengembagkannya. Pada perkuliahan yang lalu telah disampaikan bahwa nama agama-agama itu disandarkan kepada pendiri agama tersebut, Atau kepada suku bangsa  dimana agama itu lahir. Seperti Agama Zoroaster  yang disandarkan kepada pendirinya Zoroaster, Agama Budha disandarkan kepada Sidharta Budha Gautama. Budha adalah gelar bagi Sidharta yang dianggap memperoleh penerangan agung. Agama Yahudi juga di istinbatkan kepada salah satu nama keturunan pendiri atau wilayah dan seterusnya.
Oleh karena itu orang-orang barat sering menyebut agama Islam ini dengan sebutan Mohammadanism dan Mohammedan. Peristilah ini tentu bukan saja tidak tepat, akan tetapi secara prinsipil salah. Peristilahan itu bisa  mengandung arti  Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, seperti agama-agama lainnya.[1]   
Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti 'Menyelamatkan' misal teks 'Assalamu Alaikum' yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman adalah Masdar/Kata benda sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il/Kata kerja yaitu 'Aslama' =Telah Selamat (Past Tense) dan 'Yuslimu' =Menyelamatkan (Past Continous Tense). Kata triliteral semitik 'S-L-M' menurunkan beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim. Kesemuanya berakar dari kata Salam yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.[2]
Menurut Abuddin Nata, secara etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata Salima yang berarti “Selamat Sentosa”. Dari asal kata tersebut dibentuk  kata aslama  yang artinya “memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa”, dan berarti juga “Menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat”.  Sesorang yang bersikap sebagaimana dimaksud dalam pengertian Islam tersebut disebut Muslim, yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh dan tunduk kepada Allah SWT.[3]
Secara terminologis, Islam berarti ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. Atau lebih tegas lagi  Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul.[4]
Nama Islam mempunyai perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia. Hikmah tertinggi adalah agama Islam adalah agama wahyu dari Allah SWT. Firman Allah SWT
¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 $tBur y#n=tF÷z$# šúïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# žwÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3 `tBur öàÿõ3tƒ ÏM»tƒ$t«Î/ «!$#  cÎ*sù ©!$# ßìƒÎŽ|  É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ    
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab (Kitab-kitab diturunkan sebelum Al-Qur’an) kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Q.S. Al-Imran : 19)”
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.
Allah ta’ala berfirman,
$¨B tb%x. î£JptèC !$t/r& 7tnr& `ÏiB öNä3Ï9%y`Íh `Å3»s9ur tAqߧ «!$# zOs?$yzur z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# 3 tb%x.ur ª!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« $VJŠÎ=tã ÇÍÉÈ  
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzab : 40)”
Allah ta’ala juga berfirman,
tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4 ... ÇÌÈ  
“pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. (Q.S. Al Maidah : 3)”
Allah ta’ala berfirman,
`tBur Æ÷tGö;tƒ uŽöxî ÄN»n=óM}$# $YYƒÏŠ `n=sù Ÿ@t6ø)ムçm÷YÏB uqèdur Îû ÍotÅzFy$# z`ÏB z`ƒÌÅ¡»yø9$# ÇÑÎÈ  
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali ‘Imran: 85)”[5]
Demikianlah Islam dalam arti agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Lahir bersama dengan turunnya Al-Qur’an lima belas abad yang lalu, dimana pada masa itu kebudayaan Arab Jahiliyah sangat kuat, tetapi berkat Islam kebiasaan pola pikir, sikap, dan tingkah laku tidak terpuji dan tercela secara berangsur-angsung telah merobah kebudayaan Arab Jahiliyah tersebut. Beberapa contoh adab dan kebudayaan mereka adalah Politheisme dan penyembahan berhala, pemujaan kepada ka’bah secara berlebihan, perdukunan dan khurafat (dongeng), mabuk mabukan dan sebagainya.[6]
Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah SAW.
ö@è% $ygƒr'¯»tƒ ÚZ$¨Z9$# ÎoTÎ) ãAqßu «!$# öNà6ös9Î) $·èŠÏHsd Ï%©!$# ¼çms9 ہù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ¾ÇósムàMÏJãƒur ( (#qãYÏB$t«sù «!$$Î/ Ï&Î!qßuur ÄcÓÉ<¨Y9$# ÇcÍhGW{$# Ï%©!$# ÚÆÏB÷sム«!$$Î/ ¾ÏmÏG»yJÎ=Ÿ2ur çnqãèÎ7¨?$#ur öNà6¯=yès9 šcrßtGôgs? ÇÊÎÑÈ  
“Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (QS. Al A’raaf: 158)
Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah r.a dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda yang artinya,
“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka.”[7]

C.     Kerangka Islam
Agama Islam sesungguhnya adalah agama Allah untuk semua makhluk (rahmatan lil alamin). Tugas Nabi Muhammad SAW adalah membawa rahmat kepada seluruh alam, maka itu pulalah risalah agama yang dibawanya tentu akan mendatangkan kemaslahatan dan rahmat bagi seluruh alam.[8]
Kebenaran risalah Islam sebagai rahmatan lil alamin terletak pada kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam adalah dalam satu kesatuan ajaran-ajaran yang satu dengan yang lainnya mempunyai nisbat dan hubungan yang saling berkait. Sehubungan hal tersebut  Islam dapat kita lihat serempak dalam tiga segi, yakni akidah, syari’ah dan nizam (way of life) atau akhlak.[9]
Yang dimaksud dengan akidah, menurut ilmu tentang asal usul kata (etimologi) adalah ikatan, sangkutan.  Sedangkan menurut ilmu tentang definisi (terminologi) adalah iman, keyakinan. Karena itu, akidah selalu ditautkan dengan Rukun Iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam.[10]  Akidah atau kepercayaan secara totalitas adalah suatu keyakinan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan kebenarannya mutlak karena bersumber dari Yang Maha Mutlak. Maka segala yang diperintahkan-Nya dan diizinkan-Nya adalah suatu hak (benar), sedangkan segala yang ditentang-Nya adalah batil. Alasan lainnya bahwa esensi ajaran-ajaran Islam ialah pada rukun-rukun Iman yang isinya  adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diimani sepenuhnya. Seluruh seruan iman itu adalah menuju iman kepada keesaan Allah SWT. Yaitu tauhid.[11]    
Keimanan itu akan menimbulkan ikatan yang beraneka ragam. Ia akan dapat mengikat antara kaum muslimin dengan Allah SAW. Tali pengikat itu berupa kecintaan dan kesukaan. Melalui iman itu juga dapat menumbuhkan kecintaan sesama kaum muslimin. Tetapi keimanan itu juga dapat menumbuhkan ketegasan sikap terhadap  orang-orang yang menghalangi jalan Allah SWT. Firman Allah SWT:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä `tB £s?ötƒ öNä3YÏB `tã ¾ÏmÏZƒÏŠ t$öq|¡sù ÎAù'tƒ ª!$# 5Qöqs)Î/ öNåk:Ïtä ÿ¼çmtRq6Ïtäur A'©!ÏŒr& n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$# >o¨Ïãr& n?tã tûï͍Ïÿ»s3ø9$# šcrßÎg»pgä Îû È@Î6y «!$# Ÿwur tbqèù$sƒs sptBöqs9 5OͬIw 4 y7Ï9ºsŒ ã@ôÒsù «!$# ÏmŠÏ?÷sム`tB âä!$t±o 4 ª!$#ur ììźur íOŠÎ=tæ ÇÎÍÈ  
“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui. (Q.S. Al-Maa’idah : 54)”[12]


Menurut Firmansyah, Aqidah menyangkut Tauhid dengan penjabaran dalam Rukun Iman yang terdiri atas : Keyakinan kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-Rasul, Hari Akhir, Qoda dan Qodhar Nya.[13] Dalam pembicaraan keimanan ini, dalm dunia Islam dikenal dengan Ilmu Kalam atau Teologi. Ada beberapa aliran dalam kalam ini, secara umum terbagi beberapa aliran, yaitu:
a.     Kharijiyah, sebagai kelompok disebut khawarij yakni segolongan umat Islam yang semula pengikut Ali bin Abi Thalib, kemudian keluar dan memisahkan diri dari Ali karena tidak setuju kepada sikap Ali terhadap Mu’awiyah dalam menyelesaikan perselisihan (politik) mereka dengan berunding yang kemudian dilanjutkan dengan arbitrasi (perwasitan atau tahkim).
b.     Murji’ah berpendapat bahwa dosa besar yang dilakukan seorang mukmin, tidaklah menyebabkan orang itu keluar dari agama Islam, kecuali ia musyrik.
c.       Syi’ah terdiri dari 3 aliran, yaitu: Itsna ‘Asyariyah, Sab’iyah dan Zaidiyah. Berpendapat bahwa hanya Ali bin Abi Thalib serta keturunannya yang berhak menjadi khalifah.
d.     Jabariyah, berpendapat bahwa manusi terpaksa/dipaksa melakukan sesuatu yang telah ditentukan Allah, manusia tidak mempunyai ikhtiar, kemauan dan kekuasaan untuk menentukan pilihan sendiri mengenai perbuatannya.
e.      Qadariyah, berpendapat bahwa manusia mempunyai qadar (kuasa) untuk menentukan segala perbuatannya.
f.       Muktazilah, mempergunakan akal manusia dalam menjelaskan keyakinan agama.
g.     Ahlussunnah wal jama’ah (sunni), berpegang teguh pada sunah nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mengenai akidah.
h.       Ahmadiyah, terbagi menjadi 2 aliran, yaitu: Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore.
i.         Salafiyah, berpegang teguh pada teks yang tertulis dalam Al-Qur’an mengenai akidah, tanpa mencampurkannya dengan filsafat.

Yang dimaksud dengan syri’ah menurut etimologi, adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan, syari’ah adalah system norma (kaidah) Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah ubudiah yang disebut juga kaidah ibadah murni, kaidah yang mengatur hubungan manusia selain dengan Allah disebut kaidah mu’amalah. Disiplin ilmu yang membahas dan menjelaskan syari’ah disebut ilmu fikih.
Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni. Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah – tambah atu dikurangi. Ketentuannya diatur oleh Allah sendiri dan dijelaskan secara rinci oleh Rasulnya, karena sifatnya yang tertutup tersebut, dalam ibadah diberlakukan asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenai perbuatan yang dengan tegas  disuruh Allah seperti dicontohkan Rasulnya. Misalnya Shalat, zakat, puasa dan haji. Jalur horizontal , ditempuh dengan mengikuti kaidah – kaidah mu’amalah. Tentang kaidah mu’amalah, hanya pokok – pokoknya saja yang ditentukan dalam Al-Qur’an dan hadist. Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam bidang mu’amalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatan tersebut ada larangan dalam Al-Qur’an dan al- Hadits.[14]
Dengan demikian Syari’ah itu  adalah suatu hukum atau undang-undang islam yang mengatur dengan teliti masalah kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah, maupun yang berhubungan  antar manusia atau dengan alam. Oleh sebab itu dalam Islam dikenal adanya hukum yang lima (al-Ahkaamul Khamsah), yakni Wajib, Haram, Sunat, Mubah, dan Makruh. Wajib yaitu suatu yang apabila tidak dikerjakan  menyebabkan sesorang berdosa. Haram yaitu suatu perbuatan yang terlarang dikerjakan, jika dilakukan  menyebabkan dosa. Sunat yakni Suatu perbuatan yang di anjurkan  dan dipuji, tetapi tidak berdosa jika ditinggalkan. Mubah yakni suatu perbuatan yang dibolehkan untuk dilakukan ataupun ditinggalkan. Makruh yaitu perbuatan yanga tidak di inginkan, artinya perbuatan  yang berpahala  jika tidak dilakukan, tetapi tidak berdosa jika dilakukan.  
Penerapan hukum-hukum di atas dalam kehidupan sehari-hari punya variasi, umpamanya, hal-hal yang wajib dilakukan menurut kadar kemampuan manusia, pelaksanaannya pleksibel. Sedangkan yang haram, harus ditinggalkan tanpa di tawar-tawar, walaupun pada suatu saat  yang haram dapat berubah menjadi mubah atau halal, manakala sesorang  dalam situasi yang disebut darurat, yaitu menyelamatkan jiwa dan kehidupan.[15] 
Yang dimaksud dengan akhlak adalah sikap yang menimbulkan prilaku baik dan buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi pekerti. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk pada sikap dan perilaku manusia serta segala sesuatu yang berkenaan dengan sikap dan perbuatan yang seyogyanya diperlihatkan manusia terhadap manusia lain, dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sumber akhlak Islam adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits.[16] Secara etimologis ahkhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang artinya budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabi?at. Mempunyai sinonim etika dan moral. Etika dan moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata etos : kebiasaan dan mores artinya kebiasaannya. Kata akhlaq berasal dari kata kerja khalaqa yang artinya menciptakan. Khaliq maknanya pencipta atau Tuhan dan makhluq artinya yang diciptakan, sedangkang khalaq maknanya penciptaan. Kata khalaqa yang mempunyai kata yang seakar diatas mengandung maksud bahwa akhlaq merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan dan manusia. Pada makna lain kata akhlaq dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain. Jika perilaku atupun tindakan tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan) maka hal itu disebut sebagai akhlaq hakiki. Dengan demikian akhlaq dapat dimaknai tata aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan serta alam semesta.
Secara terminologis menurut Imam Ghozali  Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran maupun pertimbangan. Menurut  Ibnu Maskawaih Akhlaq adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran. Menurut Ahmad Amin Khuluq (akhlaq) adalah membiasakan kehendak. Dari berbagai definisi diatas, definisi yang disampaikan oleh Ahmad Amin lebih jelas menampakkan unsur yang mendorong terjadinya akhlaq yaitu kebiasaan dan iradah : kehendak.
Ukuran yang dapat menentukan perbuatan itu dianggap baik dan buruk, mulia atau tercela dalam akhlaq adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Bukan akal pikiran dan adat kebiasaan, seperti dalam etika dan moral dan bukan pula baik dan buruk ditentukan dengan akal dengan sendirinya seperti faham Mu’tazilah. Sifat-sifat baik (terpuji) dituntun dalam syara’ seperti sabar, syukur, pema’af, pemurah dan jujur, sebaliknya sifat-sifat congkak, dendam, kikir, dusta adalah sifat-sifat yang dicela oleh syara’. Dengan demikian syara’ berperan untuk menuntun ajaran tersebut[17]


D.    Sumber Ajaran Islam
Sumber ajara agama islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah, seperti sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya ”Kutinggalkan kepadamu dua perkara, dan kamu sekalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya).


1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut:
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ  
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr : 9)

Ÿxsùr& tbr㍭/ytFtƒ tb#uäöà)ø9$# 4 öqs9ur tb%x. ô`ÏB ÏZÏã ÎŽöxî «!$# (#rßy`uqs9 ÏmŠÏù $Zÿ»n=ÏF÷z$# #ZŽÏWŸ2 ÇÑËÈ  
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.(Q.S. Al-Maidah: 82)


Al-Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS> As-Syu’ara: 192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr: 1-9).
Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:
1.      Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodha-qodor, dan sebagainya.
2.      Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah, ibadah) dan (hablun minannas, mu’amalah).
3.      Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
4.      Kisah-kisa sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
5.      Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.
Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
1.      Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya
2.      Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi)
3.      Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
4.      Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5.      Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
Al-Qur’an adalah wahyu harfiah dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab dan membacanya adalah ibadah. Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada dalam indu Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab). Tuhan dalam menyampaikan firman-Nya kepada mansusia dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.      Dengan wahyu (langsung ke dalam hati Nabi)
2.      Di belakang tabir (wahyu diserap oleh indera Nabi tanpa melihat pemberi wahyu)
3.      Dengan mengutus malaikat (Jibril) yang membacakan wahyu.
Al-Qur’an sebagai Mukjizat; memiliki arti melemahkan, mengalahkan, atau membuat tidak kuasa. Al-Qur’an sebagai mukjizat berarti ia dapat mengalahkan atai melemahkan sehingga tida ada seorangpun yang kuasa melawannya. Mukjizat tersebut dapat berupa keindahan susunan bahasanya dan dari kedalaman isinya.
1.      Dari segi bahasa, Al-Qur’an, tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya. Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukanlah buatan manusia, melainkan murni wahyu dari Allah SWT. Terhadap orang-orang yang tidak percaya kepada Al-Qur’an, Tuhan menantang mereka secara bertahap: Menantang mereka untuk menyusun karangan semacam Al-Qur’an secara keseluruhan, Kalau tak bisa, silakan menyusun sepuluh surat saja semacam Al-Qur’an, Kalau tak bisa, silakan menyusun satu surat saja, Jika tidak bisa juga, Tuhan menantang manusia untuk membuat sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan surat Al-Qur’an. Bagaimanapun usahanya, manusia tidak akan bisa dan pasti tidak akan mampu untuk menyaingi Al-Qur’an.
2.      Dari segi isi, susunan bahasa, sastra, dan keindahannya, apa yang ada dalam Al-Qur’an bukan sekadar tanpa makna. Makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an begitu luas. Ayat-ayatnya selalu memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas, dan selalu terbuka untuk menerima interpretasi baru. Al-Qur’an telah disesuaikan (sudah pasti disesuaikan) bagi seluruh zaman. Al-Qur’an berisi petunjuk agama atau syari’at, dan mengandung mukjizat, tuntunan hidup di dunia dan hidup sesudah mati, serta berita-berita gaib,  seperti berita tentang manusia akan dibangkitkan di hari akhirat. Al-Qur’an juga mengandung keterangan tentang isyarat-isyarat ilmiah. Seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya berasal dari Al-Qur’an.
Keutamaan membaca Al-Qur’an, yaitu membacanya adalah ibadah. Bagi orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapat pahala yang telah dijanjika Allah SWT. Menurut Ali Bin Abi Thalib, membaca Al-Qur’an dalah 50 kebajikan untuk tiap-tiap hurufnya apabila dibaca waktu melaksanakan sholat, 25 kebajikan apabila di luar sholat (dalam keadaan berwudhu), dan 10 kebajikan apabila tidak berwudhu. Bukan hanya membaca, mendengarkan orang yang membaca Al-Qur’an pun akan mendapat kan pahala. Selain membaca dan mendengar, belajar dan mengajarkan membaca Al-Qur’an pun adalah suatu kebajikan.

2. As-Sunnah
Sunnah dalam bahasa berarti tradisi, kebiasaan adat-istiadat. Dalam terminologi Islam, sunnah berarti perbuatan, perkataan dan keizinan Nabi Muhammad SAW (af’al, aqwal, dan taqrir). Dalam mengukur keotentikan suatu hadits (As-Sunnah), para ahli telah menciptakan suatu ilmu yang dikenal dengan ”musthalah hadits”. Untuk menguji validitas dan kebenaran suatu hadits, para muhadditsin menyeleksinya dengan memperhatikan jumlah dan kualitas jaringan periwayat hadits tersebut yang dengan sanaad.
Macam-macam As-Sunnah:
a.       ditinjau dari bentuknya, Sunnah terbagi 3 yakni’ Fi’li (perbuatan Nabi), Qauli (perkataan Nabi), Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)
b.      ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya, sunnah terbagi pada : Mutawatir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak, Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawatir, Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.
c.       Ditinjau dari kualitasnya, sunnah terbagi : Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah, Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik. Dhaif, yaitu hadits yang lemah, Maudhu’, yaitu hadits yang palsu.
d.      Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya, sunnah terbagi pada : Maqbul, yang diterima, dan Mardud, yang ditolak.[18]



[1]Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT Al Maarif, tt), cet. 20, h. 70
[2]Islam, http://id.wikipedia.org/wiki/Islam diakses tanggal 18 Oktober 2012
[3]Lihat Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993), cet.I, h.24  
[4]Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai  Aspeknya, (Jakarta:UI Press, 1979), h. 24
[6]M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2009), cet. III, h. 382 
[8] Nasruddin Razak, Op.cit., h. 103
[9] Nasruddin Razak, Op.cit., h. 106
[11] Nasruddin Razak, Op.cit., h. 105
[12]Sayid Sabiq, Aqidah Islam: Pola Hidup Manusia Beriman, (Bandung: Diponegoro, 2010), cet. 18, h.130
[13]Kerangka Dasar Islam, http://mfirmanshah.wordpress.com/2009/02/19/kerangka-dasar-al-islam/ diakses tanggal 18 Oktober 2012
[15] Nasruddin Razak, Loc.cit.
[17] Kuliah Akhlak Tasawuf, http://slamalkambangy2.wordpress.com/kuliah-akhlak-tasawuf/ diakses tanggal 20 Oktober 2012
[18]Kaelany HD, Sumber Ajaran Islam; Al-Qur’an dan Sunnah, https://manshurzikri. Wordpress .com/2010/03/22/sumber-ajaran-agama-islam-al-qur%E2%80%99an-dan-sunnah/ diakses tanggal 18 Oktober 2012